Menulis Artikel untuk Pembaca Dahulu, Baru Optimasi untuk Mesin Pencari
Ini adalah aturan menulis artikel yang tidak boleh dilanggar. Menulislah untuk pembaca (manusia) terlebih dahulu baru kemudian kita optimasi tulisan tersebut agar SEO friendly. Jangan sampai terbalik! Pada dasarnya, mesin pencari manapun ingin menyajikan konten terbaik kepada para orang yang melakukan pencarian. Karena itu, prioritaskan lah pengunjung bukan mesin pencari. Artikel yang bermanfaat dan memiliki penulisan yang baik akan disukai oleh pengunjung dan juga Google.
Di sini saya tidak akan membahas secara detil seperti apa tulisan yang baik untuk pembaca. Anda bisa membaca tips menulis artikel yang baik dari wikipedia untuk mengetahuinya lebih lanjut. Jika sudah membuat artikel yang bagus, saatnya melakukan optimasi agar disukai juga oleh mesin pencari.
Berapa Jumlah Kata yang Baik untuk SEO?
Tidak ada acuan tertentu tentang jumlah kata minimal yang harus kita tulis. Namun demikian, tentu baik pembaca atau pun mesin pencari membutuhkan jumlah kata yang cukup agar bisa mendapatkan informasi penting yang sebetulnya ingin kita sampaikan dan mereka butuhkan. Saya merekomendasikan untuk menulis artikel dengan panjang paling sedikit 150 kata. Apakah semakin panjang artikel yang kita tulis akan semakin baik? Sebagian besar artikel yang ada di posisi atas Google memang berjumlah antara 300 – 1.000 kata. Namun bukan jumlah karakternya yang menyebabkan demikian. Sekali lagi, idenya adalah menyajikan konten yang baik untuk pembaca. Misalnya, sekitar 200 kata sudah cukup untuk membuat artikel tentang “Cara Pembelian Pulsa Listrik di ATM”. Di sisi lain, 500 kata terlalu sedikit untuk menulis artikel umum tentang “Negara Indonesia”.
Tambahkan Keyword pada Artikel
Gunakan keyword utama kita pada isi artikel agar Google tau ide pokok tulisan kita. Tak perlu banyak-banyak, biasanya menyebutkan 2 sampai 5 kali sudah cukup. Kita juga bisa menggunakan atribut seperti cetak tebal, miring, atau garis bawah, untuk mempertegas ide pokok tulisan. Namun jangan menggunakannya secara berlebihan. Kita tidak perlu mencetak tebal semua keyword yang kita masukkan.
Bagaimana dengan Keyword Density?
Untuk yang belum tahu, keyword density adalah rasio antara jumlah kata kunci dibandingkan dengan total karakter yang ada pada isi artikel. Misalnya jika panjang artikel kita adalah 100 kata dan kita menyebutkan keyword sebanyak 5 kali, maka keyword density nya adalah 5%. Lantas berapa persen yang sebaiknya kita gunakan? Keyword density adalah salah satu mitos SEO. Ada yang bilang 3% atau 5% adalah jumlah ideal. Namun Google tidak menganggapnya penting. Jadi abaikan saja keyword density. Gunakan keyword pada isi artikel sesuai kebutuhan. Menulislah artikel untuk pembaca secara natural karena itu lah yang terbaik. Jangan hanya menyebutkan keyword secara berulang-ulang saja, karena akan dianggap melakukan “keyword stuffing”. Penjelasan mengenai tidak pentingnya keyword density bisa Anda lihat pada video berikut.
Gunakan Gambar atau Video untuk Memperjelas Isi Artikel
Terkadang pembaca tidak langsung mengerti apa yang kita sampaikan. Menggunakan multimedia bisa mengatasi masalah tersebut. Misalnya, menjelaskan Cara Belanja di suatu Toko Online tentu akan lebih baik jika menyertakan video. Contoh baik lainnya adalah menambahkan gambar pada artikel yang membahas tentang bagian-bagian bunga. Pastikan juga kita sudah mengetahui teknik optimasi gambar untuk SEO agar lebih maksimal.
Manfaatkan Headings untuk Memecah Artikel yang Panjang
Seringkali pembaca hanya memerlukan sebagian informasi dari artikel kita. Karenanya akan sangat membantu mereka bila kita memecah artikel menjadi beberapa sub topik pembahasan. Kita bisa melakukannya dengan memanfaatkan headings (H1, H2, hingga H6). Baca juga tulisan lain di blog ini tentang bagaimana cara mengoptimasi headings untuk keperluan SEO.
Tambahkan Tautan, Baik Internal ataupun Eksternal
Apabila kita telah pernah menulis artikel lain yang masih berkaitan, coba lah untuk meletakkan link (tautan) ke artikel tersebut. Gunakan kata atau kalimat yang jelas sebagai anchor text-nya, jangan hanya kata umum seperti home, klik di sini, dan sebagainya. Bila kita mengutip sesuatu dari halaman website lain, tambahkan juga tautan eksternalnya. Namun sebaiknya tidak menggunakan anchor text dengan kata kunci yang juga kita bidik. Khusus untuk eksternal link, pastikan website yang kita tautkan adalah website yang terpercaya. Wikipedia adalah contoh website yang baik untuk dijadikan referensi.
Rekomendasi Bacaan Selanjutnya:
- http://moz.com/blog/10-super-easy-seo-copywriting-tips-for-link-building